Musik seni di Indonesia merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya yang patut kita banggakan. Mengapa kita harus mempertahankan musik seni di Indonesia? Karena musik seni adalah warisan berharga yang harus kita lestarikan agar tidak punah.
Menurut Bapak Anang Hermansyah, seorang musisi ternama di Indonesia, “Musik seni adalah cermin dari keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Melalui musik, kita bisa mengungkapkan perasaan, emosi, dan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.”
Tak hanya itu, musik seni juga memiliki peran penting dalam memperkaya kreativitas dan imajinasi masyarakat. Menurut Prof. Dr. A. Setiadi, seorang ahli musik dari Universitas Indonesia, “Musik seni memiliki kekuatan untuk menyatukan berbagai elemen seni lainnya, seperti tari, teater, dan seni rupa. Dengan mempertahankan musik seni, kita juga turut melestarikan keberagaman seni budaya Indonesia.”
Namun, sayangnya musik seni di Indonesia seringkali terpinggirkan oleh musik populer dan komersial. Banyak musisi dan seniman yang kesulitan untuk mendapatkan dukungan dan apresiasi yang layak dari masyarakat. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus turut berperan aktif dalam mempertahankan musik seni di Indonesia.
Melalui pendidikan dan promosi yang lebih intensif, kita bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan musik seni. Dukungan dari pemerintah dan lembaga budaya juga diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan musik seni di Indonesia.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Farida Pasha, seorang seniman dan pendiri Yayasan Seni Musik Indonesia, “Musik seni adalah jendela dunia yang bisa membuka pikiran dan hati kita. Kita harus mempertahankannya agar generasi mendatang juga bisa menikmati keindahan musik seni Indonesia.”
Jadi, mari kita bersama-sama mempertahankan musik seni di Indonesia sebagai bagian dari warisan budaya yang harus kita lestarikan untuk generasi selanjutnya. Dengan begitu, kita bisa terus merajut keberagaman dan keindahan seni budaya Indonesia yang membanggakan.